Sabtu, 03 Maret 2012

Indikator metatrader sebagai Analisa teknikal

Selamat malam Pengunjung http://forextradingstart.blogspot.com/ yang berbahagia

berbahagia karena kita masih di beri kesempatan untuk saling menimbah ilmu TENTANG BELAJAR BISNIS FOREX
ok disini saya memberikan sedikit pengalaman saya tentang bagaimana cara menggunakan indikator di aplikasi mt 4 atau biasa di sebut metratrader.

Pengertian dan Fungsi Indikator Teknikal

fungsi dari indikator itu sendiri menurut saya adalah sebuah alat pembantu seorang trader yang nantinya akan berguna sebagai petunjuk kapan saat-saat yang tepat untuk memasuki pasar valuta /forex guna membuka order atau biasa disebut open posisi OB entah itu order buy,order sell, order sell limit,order buy limit atau  order sell stop, buy stop. mungkin sampai disini anda sudah bisa membayangkan oh itu ya maksut dari indikator atau bahkan ada yang makin penasaran hehehe :D
Mungkin anda bertanya-tanya apa saja sih mas indikator yang biasa anda gunakan untuk mendulang Profit atau keuntungan dari Bisnis forex itu.?
~hehehe jangan tanya begitu entar saya jadi malu hihihihi.~
Sifat-sifat Indikator Metatrader
sifat sifat indikator metatrader memiliki keunikan tersendiri ada yang sebagai follower atau pengikut dari naik turunnya candelistik ada juga yang mendahului candelistik. ada yang bersifat Slow ada juga yang bersifat fast atau cepat 
Beberapa indikator yang biasa menjadi Unggulan Trader adalah sebagai berikut :
Moving averages adalah salah satu alat yang paling populer dan mudah digunakan untuk para analis teknikal. Alat ini berfungsi untuk memuluskan satu serial data dan memudahkan kita untuk memetakan tren, sesuatu yang khususnya akan sangat membantu dalam pasar yang volatil. Dua jenis moving averages yang paling populer adalah Simple Moving Average (SMA) dan Exponential Moving Average (EMA).

Mana Yang Lebih Baik antara SMA atau EMA ?

Pilihan atas moving average mana yang akan dipakai, akan tergantung pada gaya trading dan investasi masing-masing pelaku pasar serta preferensi mereka. Simple moving average secara nyata memang memiliki keterlambatan, sementara exponential moving average dapat ditunjukkan mengatasi kekurangan ini. Beberapa trader lebih suka menggunakan EMA dengan periode waktu yang lebih pendek untuk mendapatkan perubahan yang lebih cepat ini. Beberapa in-vestor lainnya lebih menyukai SMA dengan periode waktu panjang untuk mengidentifi-kasikan perubahan-perubahan tren jangka panjang. Sebagai tambahan, hal ini sebenarnya sangat tergantung pada masing-masing sekuritas yang sedang diamati. SMA 50-hari mungkin akan berdaya guna untuk mengidentifikasi level support di saham-saham perkebunan, sedang-kan EMA 100-hari mungkin bekerja baik untuk saham-saham pertambangan. Jenis dan pan-jang periode dari moving average sangat tergantung pada sekuritas individual dan bagaimana sekuritas tersebut bereaksi pada masa lampau.
Suatu pemikiran awal menyatakan bahwa sensitivitas yang lebih besar dan sinyal yang lebih cepat adalah loncatan menuju keuntungan. Hal ini tidaklah selalu benar dan membawa dilema besar bagi para teknikalis: pertimbangan antara sensitivitas dan reliabilitas. Indikator yang semakin sensitif akan semakin memberikan banyak sinyal. Sinyal-sinyal ini boleh jadi terbukti menurut waktu, tetapi peningkatan sensitivitas akan berarti juga peningkatan pada sinyal-sinyal yang salah. Indikator yang semakin tidak sensitif akan memberi lebih sedikit sinyal. Namun demikian, sensitivitas yang semakin kecil akan berarti juga semakin sedikitnya sinyal dan lebih reliabel. Kadang-kadang sinyal-sinyal ini juga akan terlambat.
Untuk moving averages, dilema yang sama juga terjadi. Moving average yang lebih pendek akan lebih sensitif dan memunculkan lebih banyak sinyal. EMA yang secara umum lebih sensitif dari pada SMA juga akan berkemungkinan memunculkan lebih banyak sinyal. Namun demikian, hal tersebut juga akan berarti meningkatnya jumlah sinyal palsu dan tipuan. Moving average yang lebih panjang akan bergerak lebih lamban dan memunculkan lebih sedikit sinyal. Sinyal-sinyal ini akan berkemungkinan lebih reliabel, tetapi mereka juga sangat mungkin terlambat. Para investor atau trader seharusnya bereksperimen dengan
beberapa moving average dari berbagai macam tipe dan jangka waktu untuk menguji untung-rugi antara sensitivitas sinyal dan reliabilitas sinyal.

PENGGUNAAN MOVING AVERAGE

Kegunaan dari moving average sebenarnya cukup banyak, tetapi yang paling utama ada-lah 3 di antaranya, yaitu:
• Identifikasi/konfirmasi tren
• Identifikasi/konfirmasi tingkat support dan resistensi
• Sistem perdagangan

Stochastic Oscillator (SO) adalah indikator momentum yang dikembangkan oleh George C. Lane pada akhir 1950-an, yang menunjukkan lokasi dari penutupan harga saat ini relatif terhadap wilayah titik tinggi-rendah selama periode waktu tertentu. Tingkat harga penutupan yang secara konsisten berada dekat wilayah tinggi mengindikasikan akumulasi (tekanan beli) dan yang berada dekat wilayah rendah mengindikasikan distribusi (tekanan jual).

Stochastic Oscillator Lengkap memiliki tiga parameter. Sebagaimana yang ada pada versi Cepat dan Lambat, parameter pertama adalah jumlah periode yang digunakan untuk mem-bentuk garis %K awal, dan parameter terakhir adalah jumlah periode terakhir yang digu-nakan untuk membentuk garis sinyal %D (lengkap). Sesuatu yang baru dalam hal ini adalah parameter tambahan, satu garis di tengah. Garis tersebut adalah “faktor penghalus” dari garis %K awal. Garis %K (lengkap) yang diplotkan adalah suatu SMA n-periode dari garis %K awal (di mana n adalah sama dengan parameter tengah).

PENGGUNAAN STOCHASTIC OSCILLATOR (SO)

Pembacaan di bawah level 20 dipertimbangkan sebagai jenuh jual dan pembacaan di atas 80 dipertimbangkan sebagai jenuh beli. Namun demikian, Lane tidak meyakini bahwa pembacaan di atas 80 perlu dipandang akan bearish atau pembacaan di bawah 20 dipandang akan bullish. Sekuritas yang bersangkutan dapat saja berlanjut naik setelah Stochastic Oscillator mencapai 80 dan berlanjut jatuh setelah Stochastic Oscillator mencapai 20. Lane meyakini bah-wa beberapa sinyal terbaik terjadi saat oscillator bergerak dari wilayah jenuh beli kembali ke bawah level 80 dan dari wilayah jenuh jual kembali ke atas level 20. Sinyal beli dan jual dapat juga diperoleh saat %K memotong di atas atau di bawah %D. Meskipun demikian, sinyal-sinyal perpotongan cukup sering terjadi dan menghasilkan sejumlah tipuan.
Salah satu sinyal paling reliabel adalah dengan menunggu terjadinya suatu divergensi yang muncul dari level jenuh beli atau jenuh jual. Sesaat setelah oscillator menyentuh level jenuh beli, kita sebaiknya menunggu terjadinya suatu divergensi negatif yang melebar dan ke-mudian memotong di bawah level 80. Hal ini biasanya memerlukan turunan dobel di bawah level 80 terlebih dulu, dan tukikan ketiga akan menghasilkan sinyal jual. Untuk sinyal beli, kita sebaiknya menunggu terjadinya divergensi positif yang melebar setelah indikator berge-rak di bawah level 20. Hal ini biasanya menuntut trader untuk mengesampingkan penem-busan pertama di atas level 20. Setelah divergensi positif terbentuk, penembusan kedua di atas level 20 akan mengkonfirmasi divergensi dan sinyal beli diberikan.
Stochastic RSI adalah suatu oscillator yang mengukur level RSI relatif terhadap wilayah pergerakannya selama periode waktu tertentu. Indikator ini dikembangkan oleh Tushard Chande dan Stanley Kroll. Indikator ini menggunakan RSI sebagai fondasi dan mengapli-kasikan formulasinya di balik Stochastic. Hasilnya adalah sebuah oscillator yang berfluktuasi di antara 0 dan 1. Dalam bukunya The New Technical Trader yang terbit tahun 1994, Chande dan Kroll menjelaskan bahwa RSI kadang-kadang difungsikan di antara level 20 dan 80 untuk periode yang diperpanjang tanpa menyentuh area jenuh jual dan jenuh beli. Para trader yang melihat waktu masuk berdasarkan pembacaan jenuh beli atau jenuh jual pada RSI mungkin akan men-dapati diri mereka tetap berada pada pergerakan mendatar. Untuk meningkatkan sensitivitas dari metode identifikasi tingkat jenuh beli dan jenuh jual dalam RSI, Chande dan Kroll mengembangkan Stochastic RSI. RSI yang dikembangkan oleh Welles Wilder adalah
oscillator momentum yang membandingkan besarnya keuntungan dengan besarnya kerugian selama periode waktu tertentu.
Sinyal Stochastic RSI
• Perpotongan Jenuh Beli dan Jenuh Jual. Jika suatu tren naik telah teridentifikasi pada sekuritas yang sedang diamati, maka sinyal beli akan dimunculkan saat Stochastic RSI bergerak maju dari area jenuh jual (di bawah 0,20) ke atas dari 0,20. Sebaliknya, jika suatu tren turun telah teridentifikasi, maka suatu sinyal jual akan dimunculkan saat Stochastic RSI menurun dari area jenuh beli (di atas 0,80) ke bawah dari 0,80.
• Perpotongan Garis Tengah. Beberapa trader memperhatikan gerakan di atas atau di bawah level 0,50 (garis tengah) untuk mengkonfirmasi sinyal dan mengurangi tipuan. Suatu pergerakan dari area jenuh jual ke atas level 0,50 dapat memunculkan sinyal
beli dan akan tetap berada di posisinya sampai terjadi penurunan di bawah 0,50. Sebaliknya, suatu pergerakan dari area jenuh beli ke bawah level 0,50 akan dapat bertindak sebagai sinyal jual yang akan tetap di posisinya sampai suatu gerak maju berbalik di atas 0,50.
• Divergensi Positif dan Negatif. Suatu divergensi positif yang diikuti oleh gerak maju konfirmasi di atas level 0,20 dapat memunculkan sinyal beli. Sebaliknya, suatu divergensi negatif yang diikuti oleh gerak turun di bawah 0,80 dapat bertindak sebagai sinyal jual.
• Kegagalan. Chande dan Kroll juga memberikan catatan bahwa gerak balik di belakang garis pemicu akan mengindikasikan suatu sinyal gagal. Suatu gerak balik di atas 0,80 juga akan mengindikasikan suatu sinyal gagal dan para trader disarankan untuk menutup posisinya.
• Tren Kuat. Sebagaimana banyak oscillator lainnya, Stochastic RSI dapat menjadi jenuh beli (atau jenuh jual) dan tetap berada pada kondisi tersebut untuk periode yang ver-kepanjangan. Suatu gerakan di atas 0,80 dapat mengimplikasikan jenuh beli, tetapi hal itu dapat juga mengindikasikan suatu tren naik yang kuat dan tetap berada di atas level 0,80 untuk periode yang berkepanjangan. Sebaliknya, suatu gerak cepat ke ba-wah 0,20 dapat mengindikasikan permulaan tren turun yang kuat. Gerakan ke arah 1 dipertimbangkan sebagai sangat kuat, dan gerakan ke arah 0 adalah sangat lemah.

Williams %R adalah indikator momentum yang dikembangkan oleh Larry Williams dan bekerja lebih banyak seperti halnya Stochastic Oscillator. Indikator ini terutama pupoler un-tuk mengukur tingkat jenuh beli dan jenuh jual. Skala indikator ini membentang dari 0 sampai 100 dengan pembacaan dari 0 – 20 dipertimbangkan sebagai jenuh beli dan pem-bacaan dari -80 sampai -100 dipertimbangkan sebagai jenuh jual.
William %R yang kadang-kadang hanya disebut dengan %R memperlihatkan hu-bungan antara titik penutupan relatif terhadap wilayah titik tinggi-rendah sepanjang periode waktu tertentu. Penutupan yang semakin mendekati puncak wilayah, akan menyebabkan indikator semakin mendekati nol (tertinggi). Sebaliknya, penutupan yang semakin mendekati dasar wilayah, akan menyebabkan indikator semakin mendekati -100. Jika penutupan setara
dengan titik tinggi dari wilayah tinggi-rendah, maka indikator akan menunjukkan level 0 (pembacaan tertinggi). Sebaliknya, jika penutupan setara dengan titik rendah dari wilayah tinggi-rendah, maka indikator akan menunjukkan level -100 (pembacaan terendah).


Bollinger Bands yang dikembangkan oleh John Bollinger adalah satu indikator yang me-mungkinkan penggunanya untuk membandingkan volatilitas dan level harga relatif selama periode waktu tertentu. Indikator ini terdiri dari tiga pita yang dirancang untuk meliputi mayoritas pergerakan harga sekuritas.
1. Satu simple moving average di tengah
2. Satu pita atas (SMA ditambah 2 standar deviasi)
3. Satu pita bawah (SMA dikurangi 2 standar deviasi)
Standar deviasi adalah satu unit pengukuran statistik yang memberikan perkiraan yang baik dari plot volatilitas harga. Penggunaan standar deviasi memastikan bahwa pita akan bereaksi secara cepat atas pergerakan harga dan merefleksikan periode volatilitas tinggi dan rendah. Ketajaman harga yang meningkat (atau menurun), dan demikian pula volatilitasnya, akan membuat pita semakin melebar.
Metode trial and error adalah salah satu yang dapat digunakan untuk menentukan pan-jang moving average yang sesuai. Perkiraan visual sederhana dapat digunakan untuk menentu-kan jumlah periode yang sesuai. Bollinger Bands harus mencakup mayoritas pergerakan harga tetapi tidak seluruhnya. Setelah pergerakan yang tajam, penetrasi dari pita-pita tersebut ada-lah normal. Jika harga nampak menembus pita luar terlalu sering, maka diperlukan penye-suaian moving average yang lebih panjang. Jika harga terlalu jarang menyentuh pita luar, maka diperlukan penyesuaian moving average yang lebih pendek. Metode yang lebih pasti untuk menentukan panjang moving average adalah melalui pencocokan dengan reaksi rendah setelah suatu lembah. Untuk membentuk suatu lembah dan untuk membalikkan suatu tren turun, suatu sekuritas perlu membentuk titik rendah yang lebih tinggi dari pada titik rendah sebe-lumnya. Bollinger Bands yang diatur secara tepat seharusnya dapat menahan support yang dile-takkan oleh titik rendah kedua (lebih tinggi). Jika titik rendah kedua menembus pita yang bawah, maka maka berarti moving average terlalu pendek. Jika titik rendah kedua tetap terletak di atas pita bawah, maka berarti moving average terlalu panjang. Logika yang sama dapat dite-rapkan pada puncak dan reaksi berkelanjutan. Pita atas seharusnya menandakan resistance untuk reaksi lanjut setelah suatu puncak.

TIPS : Double Top – Jual: Satu sinyal jual double top diberikan ketika harga-harga memuncak di atas pita atas dan puncak berikutnya gagal untuk menembus ke atas pita atas. Pemben-tukan bearish dikonfirmasi saat harga-harga menurun ke bawah pita tengah.

Perubahan harga yang tajam dapat terjadi setelah rentang pita tersebut menyempit dan volatilitasnya rendah. Dalam keadaan seperti ini, Bollinger Bands tidak memberikan petunjuk apapun mengenai arah harga pada masa datang. Arah harus ditentukan dengan meng-gunakan indikator lain dan aspek-aspek analisis teknikal. Beberapa sekuritas bergerak melalui periode bervolatilitas tinggi yang diikuti oleh periode bervolatilitas rendah. Dengan
memakai Bollinger Bands, periode-periode ini dapat diidentifikasi secara mudah dengan perki-raan visual. Pita yang sempit mengindikasikan volatilitas rendah, sedangkan pita yang lebar mengindikasikan volatilitas yang tinggi. Volatilitas dapat menjadi hal yang penting bagi pemain opsi, karena harga opsi akan lebih rendah saat volatilitasnya rendah.

Indikator ini dikembangkan oleh J. Welles Wilder yang juga menciptakan RSI dan DMI. Parabolic SAR mengatur berhentinya pelacakan harga untuk posisi long atau short. Indikator ini juga dikenal sebagai indikator stop-and-reversal (SAR). Oleh karenanya, Parabolic SAR lebih populer digunakan untuk mengatur stop dari pada untuk menetapkan arah atau tren. Wilder merekomendasikan penggunaan indikator ini dengan menetapkan tren terlebih dahulu, baru kemudian bertransaksi dengan Parabolic SAR dalam arah tren. Jika tren menaik, lakukan pembelian ketika indikator bergerak di bawah harga aktual. Sebaliknya jika tren menurun, lakukan penjualan ketika indikator bergerak di atas harga aktualnya.


Indikator Rate of Change (ROC) adalah momentum oscillator efektif yang sederhana, yang mengukur persentase perubahan dalam harga dari satu periode ke periode berikutnya. Perhitungan ROC membandingkan harga saat ini dengan harga n periode sebelumnya.

TIPS FOREX 
setiap indikator adalah pemberi informasi yang baik indikator indikator di atas bukanlah robot atau biasa disebut expert advisort.
dan lagi kita jangan hanya menggunakan satu buah indikator saja dikarenakan adanya kelemahan dari setiap indikator karena sinyal-sinyal palsu atau false signal
satu ada juga swing trading yang hanya menggunakan teknik candelistik dalam setiap memulai open posisi.

0 komentar:

Posting Komentar